Wednesday, October 16, 2013

Pola hunian masyarakat pra aksara


Disini saya akan menjelaskan uraian untuk pola hunian masayarakat pra aksara.
mungkin kebanyakan dari anda sudah tahu artikel ini yang memang telah tersedia di dalam buku bacaan sejarah,maka dari itu kami meminta maaf jika anda kurang puas.

Didalam buku yang saya baca diterangkan tentang pola hunian manusia purba yang memperlihatkan 2 karakter khas hunian purba yaitu:
1.kedekatan dengan sumber air
2.kehidupan di alam terbuka
pola hunian tersebut dapat dilihat dari letak geografis situs" serta kondisi lingkungannya.contoh:
situs purba  di sepanjang aliran Bengawan Solo seperti Sangiran,Sambungmacan,Trinil,Ngawi, dan Ngandong.Dari semua itu terlihat ada kecenderungan manusia purba menghuni daerah pinggiran sungai.Manusia purba mempunyai kecenderungan untuk menghuni lingkungan terbuka disekitar aliran sungai.manusia purba juga memanfaatkan barbagai sumber daya lingkkungan yang tersedia termasuk tinggal di gua-gua.mobilitas manusia purba yang tinggi tidak menghuni gua secara menetap,bisa juga gua digunakan hanya untuk tempat persinggahan saja ssehingga tidak meninggalkan jejak pada kita.
Manusia purba di Indonesia diperkirakan sudah hidup menjelajah atau Nomaden untuk jangka waktu yang lama.Mereka mengumpulkan  bahan makanan pada wilayah tertentu dan berpindah-pindah.Lama hunian di suatu lingkkungan eksploitasi dipengaruhi oleh ketersediaan bahan makanan jadi mereka akan berpindah tempat dan mencari tempat tinggal lagi jika lingkkungan sekitar tidak menjanjikan bbahan makanan lagi.
Sekian dan terima kasih telah membaca artikel kami.
tinggalkan komentar...

Kehidupan manusia pada masa prasejarah tergantung pada lingkungan dan penguasaan teknologi. Sumber-sumber subsistensi dari lingkungan ditambah dengan penguasaan teknologi pada masa itu, mengakibatkan pola kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan. Selain itu, manusia juga memanfaatkan bentukan alam untuk mempertahankan hidupnya. Oleh karena itu, gua dan ceruk menjadi salah satu alternatif tempat tinggal bagi manusia pada masa prasejarah.

Selain sumber daya yang memadai, aspek-aspek fisik lingkungan merupakan faktor penting lainnya yang menentukan kelayakan suatu lokasi untuk permukiman. Dalam kaitannya dengan hunian gua, faktor-faktor tersebut meliputi morfologi dan dimensi tempat hunian, sirkulasi udara, intensitas cahaya, kelembaban, kerataan dan kekeringan tanah, dan kelonggaran dalam bergerak.


Masyarakat pemburu dan pengumpul makanan menggunakan gua atau ceruk untuk lokasi hunian, baik itu secara menetap maupun sementara. Ketergantungan masyarakat tersebut terhadap sumberdaya lingkungannya mengakibatkan ada pola yang berbeda-beda pada setiap wilayah. Sumberdaya lingkungan dan morfologi gua yang berbeda-beda mengakibatkan adanya tipe-tipe hunian yang bervariasi. Tipe yang muncul menunjukkan adanya satu lokasi yang menjadi pusat (central place) dari aktivitas dan mempunyai lokasi-lokasi lainnya sebagai pendukung dalam melakukan aktivitas dan juga tempat beraktivitas.

0 comments:

Post a Comment