Friday, October 25, 2013

Pria Jepang Ini Lebih Pilih Pacar Virtual Dibanding Wanita Asli

Mereka berpikir dua kali untuk mengencani manusia nyata. Kenapa?

ddd
Jum'at, 25 Oktober 2013, 06:22 edy shopian
Pria Jepang keranjingan dengan kekasih virtual dibanding wanita nyata.
Pria Jepang keranjingan dengan kekasih virtual dibanding wanita nyata. (REUTERS/ Toru Hanai)

Sebuah fenomena unik terjadi pada para pria Jepang penggila komik, film animasi dan permainan di komputer. Para pria yang lazim disebut "otaku" lebih memilih berpacaran dengan pacar virtual di dalam permainan nintendo dibanding perempuan di dunia nyata. 

Kantor berita BBC, Kamis 24 Oktober 2013 melansir pengakuan nyata dua otaku bernama Yuge dan Nurikan. Kedua pria dewasa ini masing-masing berusia 39 dan 38 tahun.

Mereka sama-sama mengakui tengah menjalin hubungan asmara dengan pacar virtual bernama Rinko dan Ne-ne. Keduanya mengakui telah berpacaran dengan kekasih virtual ini selama beberapa tahun. 

"Ini merupakan hubungan asmara yang kami idam-idamkan saat di SMA dulu," ungkap Nurikan. 

Mereka mengaku berkomunikasi dan saling sapa setiap hari. Namun, berbeda dari kehidupan nyata, di sini mereka mengaku masih berusia 17 dan 15 tahun. Walaupun usia asli keduanya sudah dewasa. 

Keduanya kompak mengaku tidak memiliki ketertarikan seksual terhadap pacar virtualnya itu. Mereka menyebut hubungan yang dijalin yakni hubungan platonik. Bahkan Yuge mengaku kerap di antar sekolah bersama. 

"Saat dia duduk di bangku SMA, dia selalu menjemput saya setiap pagi dan kami pergi ke sekolah bersama-sama. Ketika jam sekolah berakhir, kami bertemu di depan pintu pagar dan pulang bersama," ujar Yuge. 

Dia turut mengajak Ne-ne berjalan-jalan dengan sepedanya. Yuge menaruh Ne-ne di keranjang sepedanya. Tak lupa dia turut mengambil foto sepeda dan Ne-ne. 

Kendati dilihat oleh orang pada umumnya aneh, namun Yuge berpikir, cara ini lebih baik daripada berpacaran dengan perempuan asli. 

"Saat SMA, anda dapat berpacaran tanpa pernah berpikir untuk menikah. Sementara ketika anda berkencan dengan perempuan nyata, pernikahan menjadi opsi yang dipertimbangkan," ujar Yuge beralasan. 

Oleh sebab itu dia akan berpikir dua kali untuk mengencani perempuan nyata. Lain lagi dengan Nurikan yang telah menikah. Namun, dia mengaku tidak pernah mengungkap soal Rinko ke hadapan istrinya. 

Dia mengatakan akan tetap menjalani pola hubungan seperti itu dan berharap tidak pernah diminta untuk memilih. Sulit bagi dia untuk memilih antara Rinko atau istrinya. 

Menurut laporan BBC, kaum otaku banyak ditemui di Distrik Akihabara. Mereka merupakan generasi unik yang telah tumbuh selama 20 tahun di situasi stagnan perekonomian Jepang dan memilih untuk larut dalam fantasinya sendiri. 

Menurut pengamat sosial yang bermukim di Tokyo, Roland Kelts, banyak kaum muda pria Jepang pesimistis terhadap masa depan mereka. Mereka tidak percaya cocok mewarisi harta keluarganya dan tak ingin menjalin hubungan asmara.

Fenomena otaku mulai membuat gusar Pemerintah Jepang, karena pria otaku tak tertarik berhubungan seks dengan kaum perempuan. Hal ini dikhawatirkan dapat kian menciutkan jumlah penduduk Jepang. 

Beberapa survei telah menunjukkan ketika pasangan kekasih Jepang merajut hubungan, sangat sedikit yang berhubungan seks. Di dalam survei itu menyebut hanya 27 persen pasangan yang berhubungan intim setiap minggunya. 

Hal itu diperparah dengan semakin menurunnya tingkat pasangan yang ingin menikah dan kelahiran bayi tiap tahun hanya mencapai angka 2 persen. Komposisi Demografi Jepang yang jumplang kerap dikaitkan dengan kurangnya para imigran. 

Pemerintah Jepang masih membatasi jumlah orang asing masuk ke negaranya untuk bekerja. Padahal, mereka sangat membutuhkan para pekerja berkualitas, khususnya perawat. 

Di Inggris, ada sekitar 60 ribu pekerja kesehatan dan berasal dari seluruh dunia. Sementara di Jepang, jumlah perawat dari luar Jepang hanya 60 orang. (sj)

0 comments:

Post a Comment